Minggu, 22 November 2009

Hunting di Kota Tua dan Pelabuhan Sunda Kelapa 22 Nopember 2009

Hunting di lokasi Kota Tua museum Fatahillah dan Pelabuhan Sunda Kelapa Minggu 22 Nopember 2009 adalah inisiatif ku mengajak seorang teman kantor, Metrik, yang juga hobi photography. Rencana tersebut ku publish di Facebook, lalu seorang teman lama, Khresno, menghubungiku untuk ikut serta.

Berangkat dari kediamanku di Ciputat pukul 06.00 pagi, menuju Setiabudi kuningan untuk menjemput Khresno. Kemudian langsung menuju Kota Tua, rencananya akan bertemu metrik disana. Pukul 07.00 kami tiba di kota tua, sambil menunggu metrik, aku dan Khresno langsung saja mulai mengeluarkan gear kami dan mulai menjepret.

pada hunting kali ini aku hanya membawa koleksi lensa-lensa manual saja. dengan Lensa Rusia M42 135mm/4 terpasang di body canon 450D ku, Ku mulai mengamambil momen.

Perhatian ku tertuju pada seorang petugas kebersihan yang sedang menjalankan tugas mulianya mengumpulkan sampah dari bak sampah, terlihat beberapa kantung sampah.

"Petugas Kebersihan" : Manual lens, made in USSR, 135 mm f/4

Lensa manual medium tele ini memiliki 12 blade, tetapi karena lensa jadul, maka metering tidak seperti biasanya. Harus trial & error untuk menemukan settingan yang tepat. Berikutnya teman Ku Khresno menjadi sasaran jepretan. Dengan background bendera merah putih pada cafe batavia. Photo diambil dengan f/4 dengan jarak antara object dan BG tidak terlalu jauh, jadi BG yang dihasilkan tidak terlalu ngeblur.

"Brother in Photography, Khresno" : Manual lens, made in USSR, 135 mm f/4

Menggunakan lensa manual memang memiliki seni tersendiri, selain manual metering, manual focus juga menjadi suatu ciri khas. Membutuhkan ketelitian dan kecermatan saat mengatur ring fokus. Oiya, aku menggunakan adapter M42 to EOS dengan chip focus confirm, jadi ketika sudah fokus akan ada suara confirmation normal.

karena ini adalah hunting ke dua ku di Kota tua, maka aku langsung mencari spot-spot yang dulu belum ku capture. Berikutnya adalah salah satu kubah pada bangunan tua di komplek Kota Tua.

"Old Dome" : Manual lens, made in USSR, 135 mm f/4

Ciri khas lensa-lensa manual jadul adalah tonenya, sengaja pada photo-photo diatas tidak diedit, agar terlihat ke khasan hasil jepretan dengan lensa manual. Memang kalau hunting di Kota tua ini setiap sudut bangunan bisa menjadi objek yang sangan menarik. Intinya bagaimana mengaatur komposisi, angle dan BG.
Dari suatu angle saya melihat kubah museum fatahillah sangat menarik untuk dicapture. Ku coba untuk memberikan framing dari daun-daun pohon.
"Dome of Ftahillah Museum" : Manual lens, made in USSR, 135 mm f/4

Hunting kali ini aku banyak mendapatkan nasihat dari Khresno, yang lebih dulu menyelami dunia photography. Dia mengajari tentang bagaimana angle yang baik, pengaturan komposisi, dan background.

Aku juga mencoba untuk menerapkan segala macam teknik photography yang ku peroleh dari FF Kaskus, FN, dan beberapa majalah Photography luar. Salah satunya adalah bagaimana memberikan efek 3D pada hasil jepretan. Dengan pengaturan perspective dan Depth of Focus (DOF) kita akan mendapatkan efek 3D. Selanjutnya aku menggunakan lensa manual Helios Zenit 58mm/2. Lensa ini terkenal dengan bokeh yang swirly. Hasilnya adalah foto jajaran sepeda ini, Ku ambil dengan angle yang dapat membuat perspective, seolah semakin jauh ukuran sepeda semakin kecil dan agak blur.

"Speda Disewakan" : Manual lens, Helios 58mm/2 @ f/4

Saat itu di kota tua matahari sudah sangat terik sehingga pada bukaan maksimal terasa Over exposure, oleh karean itu Aku menggunakan bukaan f/4.

Hal lain yang juga penting dalam mengambil momen adalah patern dari objek. pada hasil jepretan jajaran sepeda ini Aku mencoba untk menunjukan suatu pola susunan sepeda Jadoel dengan berbagai warna.


"Jajaran Sepeda Jadoel" : Manual lens, Helios 58mm/2 @ f/4

Oiya hampir kelupaan, pada saat aku mengganti lensa Helios, temanku Metrik sudah tiba di lokasi, dan sebelum kami pindah ke lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa, terlebih dahulu kami meng-capture keindahan Kota Tua.

Objek photo di KOta Tua tidak hanya bangunan-banguna tua bersejarah, tetapi orang-orang disana yang terdiri dari berbagai jenis, mulai dari pedagang, anak-anak yang bermain bola, hingga sekumpulan remaja yang pada saat itu mungkin sedang ada kunjungan ke Kota Tua. Seperti terlihat pada hasil jepretan ku berikut, adalah hasil candid dari sederetan cewe-cewe cantik.


"Para gadis belia" : Manual lens, Helios 58mm/2 @ f/4

Tak lama kemudian lewat lah seorang bapak yang mengayuh sepeda jadul. Dengan menunggu momen yang pas antara BG angle, dan Jpreett...!

"Mengayuh Speda Tua": Helios 58mm/2 @ f/4

Tampak disini kualitas sebuah lensa jadul, walaupun umur sudah tua, tetapi kualitas gambar yang dihasilkan masih tajam dan warnanya natural.

Seorang kakek yang memikul dagangannya sedang melintas dan menjadi objek yang menarik untuk menggambarkan kondisi Kota Tua.

"Memikul jajanan": Helios 58mm/2 @ f/4

Kami tidak berlama-lama di Lokasi Kota Tua, karena hari mulai terik kami segera meluncur ke lokasi berikutnya, Pelabuhan Sunda Kelapa (PSK). Jaraknya tidak begitu jauh dari kota tua, sekitar 1 km, lebih kurang 10 menit berkendara dengan sepeda motor. Ini adalah kali pertama ku ke PSK, awalnya ngga nyangka di tengah kota ada pelabuhan, ternyata benar ada. PSK adalah pelabuhan dari zaman Belanda, sekarang pelabuhan ini menjadi tempat berlabuh kapal-kapal pinisi atau perahu bugis. Saat kami tiba di lokasi terlihat kegiatan loading semen dari truk ke kapal.

"Loading Muatan Semen": Helios 58mm/2 @ f/4

Patern / pola dari Objek susunan semen dengan BG bagian kapal menurut ku menghasilkan suatu kesan yang punya seni tersendiri.

Saat tiba di lokasi pelabuhan sunda kelapa cuaca sudah panas terik, memang sih baiknya kalau kami datang lebih pagi. Kami mensurvei lokasi, berjalan sepanjang pelabuhan, agar saat hunting berikutnya di PSK bisa bisa mempersiapkan konsep yang sesuai. Seorang bocah dengan BG laut dan buritan kapal.

"Bocah di Pelabuhan": Helios 58mm/2 @ f/4

Akan diteruskan besok lagi, dah malam ngantuk...

1 komentar: